Mewujudkan insan yang Qur’ani, Amali, dan Saintis sehingga mampu mencetak generasi-generasi Qur’ani, Sebelum melanjutkan artikel 5 Argumen Mengapa Mesti Memutuskan Pesantren?, Sekedar kami info:
Apabila Anda Mendambakan putra/putri untuk menjadi Tahfidz kunjungi website Pondok Pesantren Tahfidz
Pesantren merupakan sebuah pengajaran tradisionil yang beberapa pelajarnya tinggal bersama-sama dan belajar dalam bawah petunjuk guru yang lebih diketahui dengan panggilan kiai dan punya asrama untuk tempat bermalam santri. Santri itu ada pada sebuah lingkungan yang siapkan mushola untuk melaksanakan ibadah, area untuk belajar, dan kesibukan keagamaan yang lain. Tapi, masih ada banyak orang masih yang kebingungan, mengapa harus masukkan anak – anak mereka ke pesantren? Baca artikel ini untuk mengenal jawabnya.
1. Latih Anak Untuk Berdikari
Anak – anak sangatlah diwajarkan jika tetap mau dimanjakan. Tapi bagaimana dengan anak – anak yang telah duduk di kursi SMP tetapi tetap saja bermanja. Ini satu diantaranya pemecahan supaya anak itu dapat terdapat sifat berdikari.
2. Jauhi Anak Dari Hubungan Bebas
Waktu lagi jalan sehari-harinya, begitu juga dengan hubungan. Tapi sedikit juga anak – anak yang bisa mengikut hubungan yang bagus buat dianya sendiri. Maka, jagalah anak – anak anda secara memasukkan ke ponpes.
3. Terjaganya Bahasa Dan Perkataan
Bahasa merupakan soal paling penting untuk kehidupan. Kalau bahasa tak dapat dijaga, begitu juga kehidupan. Lantaran ada pribahasa “Mulutmu Harimaumu”. Jadi kita harus berhati – hati dengan yang kita katakan lantaran bisa menimbulkan kerugian diri pribadi namun juga seseorang.
4. Belajar Dapat Kesederhanaan
lantaran kian maju nya technologi, Banyak anak yang menggunakan uang orang tuanya karena hanya tak ingin ketinggalan masa. Satu diantaranya pemecahan nya ialah mendaftar anak anda di pesantren alternatif anda.
5. Mengenal Berapa Utamanya Berbaur
Banyak orang-orang yakin diri, tapi sedikit yang cerdas berbaur dengan beberapa orang. Dan di pesantren, sehari-harinya nyata terus berbaur dengan beberapa orang, tidak tahu rekan sampai guru.