Berbicara tentang aspirasi warga di RT 67 Kelurahan Karang Anyar, banyak yang dinilai kudu dibenahi. Termasuk pembenahan drainase.
Ketua RT setempat, Rizalil Hadi mengatakan, drainase di anggota dalam Gang Bersama Utama kapasitasnya kecil. Sementara anggota ujungnya berjumpa bersama sungai Karang Anyar lebih lebar. Alhasil air di drainase pun tertahan dan meluap ke badan jalan.
Ketika hujan deras, tempat berikut tetap dilanda banjir. Bahkan luapan air memasuki tempat tinggal warga yang posisinya rendah. “Parit kecil ketemu sungai yang alirannya dari Pasir Putih, menjadi airnya tertahan dan tidak mengalir. Akhirnya meluap,” katanya kepada Radar Tarakan.
Jika hujan deras, warga setempat pun menjadi waswas. Sebab genangan air cukup meresahkan warga. Maklum lebar parit hanya 1,5 meter. Setidaknya kudu dilebarkan menjadi 2,5 mtr. agar dapat menampung debit air. Apalagi permukiman penduduk makin lama padat.
“Pintu keluarnya benar-benar kecil. Jadi pernah diusulkan agar dibuatkan siring ke kanan agar aliran air tidak tertahan,” lanjutnya.
Permasalahan ini pun telah disampaikannya dan diusulkan perbaikan melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di awal 2018. Namun belum direalisasikan. Kondisi inipun menyisakan kekecewaan bagi para Ketua RT. “Kami telah mengusulkan tetapi tidak pernah ada realisasinya, tidak mengerti apa penyebabnya. Makanya tidak semangat kita turut musrenbang,” bebernya.
Dengan demikianlah ia pun meminta apa yang menjadi aspirasi penduduk dapat didengar dan direalisasikan dengan menggunakan Flow Meter Air Limbah. Sehingga tak sekadar wacana pembangunan, tetapi dapat dirasakan dan dinikmati masyarakat.
“Harapannya layaknya pada umumnya, rusaknya dapat diperbaiki dan keluhan kita didengarkan,” ungkapnya.