Virus datang dalam berbagai bentuk: DNA dan RNA, untai ganda dan untai tunggal. Sekitar dua pertiga dari virus yang menginfeksi manusia adalah virus RNA. Anehnya, hanya ada sedikit perawatan yang tersedia untuk virus RNA. Terapi RNA yang ada biasanya menggunakan molekul kecil untuk mengganggu replikasi virus. Namun, pendekatan ini tidak berfungsi untuk virus yang baru muncul, atau virus yang berkembang pesat, seperti COVID-19.
Rekomendasi Swab Test Jakarta
Para ilmuwan kini telah menemukan cara untuk melawan virus RNA di dalam sel manusia, dan secara mengejutkan CRISPR mungkin berperan. CRISPR terkenal sebagai alat laboratorium pemenang hadiah Nobel yang dapat digunakan untuk mengedit DNA untuk memperbaiki cacat genetik atau untuk meningkatkan sifat-sifat tertentu. Tetapi yang kurang diketahui adalah bahwa itu awalnya berevolusi sebagai mekanisme pertahanan yang digunakan oleh bakteri untuk menangkis virus yang disebut bakteriofag. Peluang bagi para ilmuwan adalah untuk memanfaatkan mekanisme pertahanan alami ini dan mengoptimalkannya untuk kepentingan manusia.
Deteksi COVID-19 yang ditargetkan menggunakan teknologi CRISPR
Tes COVID-19 yang paling banyak digunakan menggunakan metode yang disebut ‘quantitative PCR’. Meskipun ini diakui sebagai “standar emas” pengujian, salah satu masalah dengan teknik PCR adalah bahwa teknik itu membutuhkan DNA. Kecuali COVID-19 adalah virus RNA.
Ini berarti bahwa RNA virus harus terlebih dahulu diubah menjadi DNA untuk menjalani PCR, dengan menggunakan reagen khusus. Ini sangat membatasi peluncuran pengujian dan menyebabkan keterlambatan dalam menerima hasil. Ini juga berkontribusi terhadap kejadian hasil positif palsu.
Sekarang para ilmuwan dari Sherlock Biosciences telah mengembangkan sistem baru yang lebih akurat dengan menggunakan teknologi CRISPR-Cas 13 untuk secara langsung mendeteksi keberadaan genom virus tanpa terlebih dahulu memerlukan konversi RNA virus menjadi DNA. Tes menghasilkan hasil dalam waktu sekitar satu jam.
Teknologi ini telah mendapat persetujuan untuk penggunaan darurat oleh FDA di AS, meskipun penggunaannya masih terbatas di laboratorium. Dalam sebuah artikel oleh Nature, Kepala Eksekutif Sherlock Biosciences mengatakan bahwa perusahaan sedang berupaya mengembangkan kartrid tunggal yang dapat digunakan sebagai alat uji rumah.
Pemusnahan Covid 19 yang ditargetkan menggunakan teknologi CRISPR?
Para ilmuwan sekarang juga bekerja untuk memanfaatkan sifat pertahanan virus alami CRISPR untuk mengembangkan antivirus baru yang efektif melawan COVID19. CRISPR-Cas13, yang merupakan jenis sistem CRISPR yang menargetkan RNA, bukan DNA, sedang direkayasa untuk menyerang SARS-CoV-2 pada pasien.
Dikenal hari ini sebagai teknologi PAC-MAN (Prophylactic Anti-viral CRISPR in huMAN cells), ketika diuji di bawah kondisi laboratorium pada SARS-CoV-2 sintetis, virus itu menurunkan jumlah virus hingga 90%. Meski masih dalam tahap awal, para ilmuwan benar-benar percaya bahwa teknologi PAC-MAN bisa menjadi strategi penghambatan pan-coronavirus, efektif melawan semua varian virus corona.
Tentu saja, saat ini inovasi baru ini sebagian besar bersifat eksperimental. Tetapi mereka mengisyaratkan dunia di mana para ilmuwan lebih siap untuk mencegah dan memerangi pandemi.
—
Tej Kohli adalah investor teknologi dan real estat yang mendalam dan merupakan Ketua Kohli Ventures. Tej Kohli terkenal karena misinya untuk mengakhiri kebutaan yang didorong oleh kemiskinan di Yayasan Tej Kohli nirlaba dan Institut Kornea Tej Kohli. Pada tahun 2021 Tej Kohli meluncurkan Tej Kohli & Ruit Foundation dan mulai mengadakan kamp penjangkauan bedah mikro volume tinggi untuk menyembuhkan katarak di komunitas miskin dan terpencil di seluruh dunia. Tej Kohli & Ruit Foundation adalah dana terbatas yang beroperasi di bawah naungan Prism the Gift Fund, nomor badan amal Inggris terdaftar 1099682. Tej Kohli secara teratur membagikan pemikiran dan kebijaksanaannya di Twitter menggunakan #TejTalks dan memposting gambar pasien yang disembuhkan dari kebutaan setiap hari di Instagram.
Swab Test Jakarta yang nyaman