Kemendikbudristek RI meluncurkan Kurikulum Merdeka sebagai sah Februari 2022 untuk mengejar ketertinggalan pembelajaran di era epidemi Covid-19. bagi Darmaningtyas, pengamat pembelajaran, kurikulum terkini itu ditaksir malah merepotkan. Keberhasilan sebuah pembelajaran, menurutnya tergantung p tampak mutu guru maupun pendidik, bukan kurikulum.
“Ketersediaan guru pekerja negeri sederhana di Indonesia ini sebagiannya telah umur pensiun. Sebagus apa pula kurikulumnya, hasilnya tidak bagus apabila di tangan guru yang tidak optimal serta kebalikannya,” sabda Darmaningtyas
Meski kurikulum terkini ini dirilis untuk pertumbuhan pembelajaran, Darmaningtyas memperhitungkan, hendak lebih merepotkan rakyat dalam perihal ini guru serta anak didik apabila diaplikasikan pada ketahuin anutan 2022/2023.
“Kita seluruhnya tahu sepanjang 2 tahun penerimaan online, apabila online tiba-tiba diganti kurikulum, tentu hendak membingungkan guru-guru itu. sebaliknya kurikulum 2013 yang disosialiasikan jauh lebih kukuh saja capai kini belum banyak yang mengerti. Belum lagi patut beli komik terkini dengan identitas Kurikulum Merdeka. Kurang tepatlah,” imbuhnya.
Diketahui, Kurikulum Merdeka hendak mulai diaplikasikan pada tahun anutan 2022/2023 mulai PAUD, TK, SD, SMP, SMA, sampai akademi atas. Dengan kelonggaran, tiap-tiap sekolah diterhindarkan memilah 3 kelas kurikulum adalah Kurikulum Merdeka, Kurikulum 2013, ataupun Kurikulum urgen (Kurikulum 2013 yang disederhanhendak) guna diaplikasikan cocok keterampilan sekolah masing-masing. saat sebelum kelaknya pada tahun anutan 2024/2025, Kurikulum Merdeka akan diaplikasikan jadi kurikulum nasional.
Darmaningtyas lebih putus kata apabila sekolah bisa bebas memilah cocok kemampuannya, akibatnya tidak ada klaim dengan kilah biar tidak menjumpai ketertinggalan kurikulum dibanding kawasan lain.
“Kurikulum Merdeka kan memperbolehkan anak didik memilah mata pelajaran yang diminati. andaikan melewati bagian masing-masing kasta, apa tidak patut menaikkan infrastruktur? itu serta menginginkan bantuan jalan serta prasarananya. Apa sekolahnua seluruhnya sedia, jelas tidak,” sabdanya.
Yang seharusnya jadi atensi selaku strategi pengembalian pembelajaran sehabis epidemi, lanjut Darmaningtyas, yakni ketersediaan guru.
“saat ini ini sedang menjumpai kemelut guru negeri, sepotong guru negeri kita ini umur pensiun. tetapi benar tidak gampang serta simpel. Menyangkut ketersediaan taksiran serta serupanya,” imbuhnya lagi