Walau sudah bukan lagi menjadi tren semata, ternyata masih banyak orang memandang negatif sistem pembelajaran homeschooling SD. Masih ada banyak orang yang memandang miring mengenai metode pembelajaran yang dilakukan di rumah ini. Alasannya tidak lain adalah karena masih banyaknya kekurangan atau kelemahan dari sistem pendidikan ini sendiri, yang membuat orang tua berpikir dua kali untuk mengambil program ini atau tidak. Bahkan tidak sedikit diantaranya berubah pikiran dan kembali memilih opsi menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah formal.
Memangnya, apa saja pendapat kontra atau tidak setuju tersebut? Berikut ini penjelasan mengenai pendapat tidak setuju terhadap sistem homeschooling pada anak.
Pendapat Kontra pada Homeschooling SD
Yang pertama adalah diskriminasi. Diakui atau tida, meski metode pembelajaran ini kini sudah biasa dan bukan sesuatu yang ekskludif lagi, homeschooling masih saja didiskriminasi. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Indonesia yang menajdi payung hukum dan menjamin legalitas homeschooling sudah jelas dan hal ini tidak bisa disangkal atau diabaikan begitu saja. Diperlukan ketegasan dari pemerintah daerah setempat agar terdapat kesepahaman antara masyarakat pengguna dan penyedia layanan pendidikan. Pemerintah setempat harus mendorong dan memfasilitasi homeschooling sedemikian rupa sehingga dapat diterima dengan baik dan dipahami oleh semua kalangan sosial.
Kedua, hal lain yang perlu diperhatikan adalah tidak ada yang bisa menjamin kesempurnaan suatu sistem pendidikan. Masing-masing dari mereka memiliki kelebihan dan kekurangan. Kekurangan di suatu sistem pendidikan bisa menjadi kelebihan di sistem pendidikan yang lain. Begitu pula dengan di Indonesia, sistem pendidikan yang ada juga saling melengkapi satu sama lain. Jika karena suatu hal seorang anak tidak bisa mengenyam pendidikan formal di sekolah, dia tetap berhal melanjutkan pendidikannya melalui jalur yang lain. Hal ini dimaksudkan agar hak anak untuk belajan dan mendapat pendidikan tetap terlaksana dengan baik.
Ketiga, anak-anak tidak terbiasa berkompetisi dan bersaing dengan teman sebayanya. Hal ini sangat mungkin terjadi ketika anak melakukan sistem pembelajaran homeschooling. Anak juga bisa kurang mampu berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari, terutama dengan teman sebayanya. Apalagi jika tidak ada teman sebaya dalam keluarga atau komunitas homeschooling-nya.
Hal ini juga bisa mempengaruhi anak dalam kesiapannya menghadapi berbagai masalh yang muncul karena dengan kurangnya berinteraksi dengan teman sebaya maupun orang lain, anak menjadi tidak memiliki kesempatan dalam memperluas hubungan mereka dan kurang mengetahui tentang berbagai masalah di kehidupan sehari-hari. Semakin seidkit anak-anak bergaul, semakin sedikit juga masalah yang dimiliki. Di sisi lain, semakin besar pertemanan anak akan berbanding lurus dengan gesekan di antara mereka. Anak-anak homeschooling masih membutuhkan interaksi untuk membentuk mental mereka agar menjadi pribadi yang tangguh di dunia nyata.
Terakhir, peran dominan orang tua dalam sistem pendidikan homeschooling terbukti bisa menjadi masalah jika tidak ada kecocokan di natara mereka. Apalagi jika orang tua tidak memiliki latar belakang atau pengalaman mengajar. Hal ini tentunya akan menimbulkan masalah serius di masa mendatang karena berpengaruh pada kegiatan belajar mengajar yang juga kurang maksimal.
Melihat berbagai pendapat kontra serta kekurangan dan kelemahan yang dimiliki sistem pendidikan homeschooling SD ini, orang tua perlu menyikapinya dengan bijaksana. Terutama bagi Anda yang sudah yakin untuk memilih metode pembelajaran di rumah ini untuk anak. Untuk Anda yang masih berpikir mengenai sistem pendidikan ini, pikirkan lagi matang-matang apakah Anda tetap akan mengambil keputusan ini atau tidak. Anda bisa berkonsultasi dengan profesional atau ahli tertentu di bidang ini untuk menemukan keputusan terbaik. Jangan lupa untuk membicarakannya dengan keluarga, terutama anak, karena program ini ditujukan untuk mereka.