Tentu kamu sudah mengenal aspal, sesungguhnya pada dasarnya jalan raya memakai aspal sebagai komponen utamanya. Namun, wajib diketahui bahwa jalan raya yang sering kami temui terdiri berasal dari beragam tipe material dan sebagai perekatnya digunakan aspal.
Secara umum, aspal dikategorikan didalam dua tipe yaitu aspal alam dan aspal buatan (dari minyak bumi). Khusus untuk artikel kali ini akan dibahas berkenaan aspal buatan. Untuk lebih jelasnya silakan kamu baca artikel di bawah ini.
Aspal Minyak (Refinery Bitumen)
Aspal adalah cairan yang bersigat adesive (melekat), punya warna yang hitam maupun cokelat, visioelastis, tahan pada air dan lebih dari satu besar tersusun berasal dari hidrokarbon. Berdasarkan konsistensinya, aspal bisa digolongkan didalam dua jenis, yaitu aspal cair dan aspal padat.
Aspal sering termasuk disebut sebagai batuan bitumen, yang berfungsi sebagai bahan pengikat/perekat pada campuran waktu pembuatan jalan raya.
Bitumen adalah cairan kental yang lebih dari satu besar tersusun berasal dari hidrokarbon dengan sedikit mengandung klor, oksigen dan sulfur.
Aspal akan berwujud padat pada suhu normal dan akan berwujud cair misalnya dipanaskan. Struktur utama penyusun aspal yaitu senyawa karbon bosan dan tidak jenuh, alifatik serta aromatic yang punya atom karbon 150 per molekulnya. Selain itu, terkandung termasuk atom lain penyusun aspal, seperti belerang, nitrogen, oksigen dan lebih dari satu tipe atom lain.
Proses Pembuatan Aspal Minyak
Bahan baku aspal buatan berasal berasal dari minyak mentah (refinery bitumen), didalam proses pengolahan minyak mentah akan membuahkan beragam macam tipe prosuk hasil olahan minyak bumi. Pada bagian awal, minyak mentah akan dimasukkan ke didalam kolom distilasi atmosferik (bertekanan 1 atm) yang berfungsi sebagai pemisah fraksi-fraksi minyak mentah berdasarkan titik didihnya, sehingga dihasilkan fraksi naphta/gasoline (bensin), kerosen (minyak tanah), gas oil, diesel dan residu.
Long residu sebagai fraksi yang punya titik didih paling tinggi akan berada di anggota bawah kolom distilasi karena tidak bisa mengalami penguapan. Untuk memakai long residu tersebut, maka sesudah itu akan diproses kembali di didalam kolom HVU (High Vacum Unit), proses HVU ini tidak jauh berlainan dengan proses distilasi atmosferik, tapi di didalam kolom HVU tekanan yang digunakan di bawah tekanan atmosfer (<1 atm).
Hasil yang dikeluarkan berasal dari proses destilasi vakum tadi (HVU) terdiri berasal dari LVGO (Light Vacum Gas Oil). HVGO (High Vacum Gas Oil) dan short residu dengan Flow Meter LC M10. Short residu yang dihasilkan sesudah itu dijadikan sebagai bahan aspal karena sesungguhnya punya kekentalan yang cukup tinggi dan tidak barangkali kembali diolah ijadikan jadi bahan bakar.
Demikianlah ulasan kali ini berkenaan defenisi aspal minyak (refinery bitumen), semoga artikel ini berfungsi bagi Anda.