Ranu Kumbolo “Yang kita perlu saat ini hanya kaki yang hendak jalan lebih jauh dari umumnya, tangan yang hendak melakukan perbuatan semakin banyak dari umumnya. Mata yang hendak memandang semakin lama dari umumnya. Leher yang hendak seringkali menyaksikan ke atas. Susunan kemauan yang seribu kali lebih keras dari baja. Hati yang hendak bekerja lebih keras dari umumnya. Dan mulut yang hendak selalu berdoa.” – Ranu Kumbolo
Cuplikan di atas menjadi satu diantara diskusi aktor film 5 CM sesudah berangkat dari Ranu Kumbolo, Gunung Semeru.
Dalam film itu, Ranu Kumbolo dicitrakan sebagai danau cantik sebagai pelabuhan favorite untuk pendaki Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Pendaki sering membangun tenda disekitaran Danau Ranu Kumbolo saat sebelum meneruskan perjalanan ke arah Pucuk Mahameru.
Selainnya nikmati keelokan daya tarik danau pada ketinggian 2.400 mtr. di permukaan laut, kamu dapat berhubungan dengan pendaki yang lain.
Umumnya pendaki datang saat malam hari di Ranu Kumbolo untuk melihat galaksi bila langit sedang ceria. Waktu terbaik untuk rasakan pengalaman mengagumkan itu ialah di bulan Mei sampai September.
Antiknya kembali, Ranu Kumbolo sebagai spot terbaik untuk menyaksikan sunrise dan sunset. Tetapi, saat sebelum mengawali perjalanan kesini, sebaiknya kamu memerhatikan enam dogma berikut, ya.
1. Keramatnya Air Danau Ranu Kumbolo
Danau Ranu Kumbolo dipercaya oleh warga lokal sebagai tempat air yang suci. Semenjak beberapa ratus tahun lalu, air danau selalu digunakan dalam ritus suci keyakinan warga di tempat.
Karena kesakralan airnya, ada banyak larangan untuk pendaki yang transit di danau ini.
Salah satunya adalah pendaki tidak dibolehkan untuk mandi, membersihkan, apa lagi buang air di danau. Jangan mencoba-coba berenang , karena temperaturnya benar-benar ekstrim dan kedalamannya capai 28 mtr..
Lepas dari kebenaran dogma air suci ini, pendaki memang seharusnya patuhi larangan itu.
Dengan tidak lakukan larangan itu, kamu secara automatis sedang jaga keelokan Ranu Kumbolo supaya masih tetap tahan lama dan terbangun.
Karena itu, tiap kegiatan di tempat ini seharusnya dilaksanakan dalam jarak 10 mtr. dari pinggir danau. Bila ingin mandi, kamu dapat manfaatkan toilet umum di tempat Ranu Kumbolo.
baca : 17 Tempat Liburan di Cirebon yang Bagus untuk Disinggahi
2. Tunjukkan Cinta di Tanjakan Cinta
Tanjakan Cinta ada di samping barat Ranu Kumbolo dan sebagai lajur bukit-bukit untuk ke arah pucuk gunung.
Mitosnya, untuk yang tetap mendaki tanjakan sambil pikirkan pacar tanpa melihat ke belakang, maka mempunyai akhir narasi yang berbahagia. Kebalikannya, bila melihat ke belakang, karena itu cerita cinta akan usai pilu.
Dogma ini berawal saat sepasang tunangan mendaki Gunung Semeru. Kabarnya, saat melalui Tanjakan Cinta, si pria datang terlebih dahulu di pucuknya.
Tetapi, saat melihat ke belakang, dia melihat tunangannya terguling jatuh sampai meninggal karena kecapekan.
3. Ikan Mas, Penjaga Ranu Kumbolo
Danau Ranu Kumbolo dilimpahi dengan ikan mas. Tetapi, ada pembatasan untuk tiap pengunjung danau tidak untuk memancing atau tangkapnya.
Masalahnya masyarakat di tempat yakini jika ikan mas itu sebagai jelmaan dewi yang ditugaskan untuk jaga keelokan Ranu Kumbolo.
baca : Bukan Sekedar Rendang, Ini 20 Makanan Unik Sumatera Barat Amat Nikmat
4. Figur Dewi Berkebaya Kuning
Selainnya berbentuk ikan mas, penunggu Ranu Kumbolo diasumsikan dengan kemunculan figur wanita.
Menurut narasi yang tersebar, wanita itu sering ada dengan baju kebaya warna kuning.
Saat sebelum ada, asap akan mengepul di atas Ranu Kumbolo di saat bulan purnama.
5. Pucuk Kekal Beberapa Dewa
Sesudah istirahat di Ranu Kumbolo, pendaki bisa meneruskan perjalanannya ke Pucuk Mahameru.
Pucuk ini sebagai titik paling tinggi di Pulau Jawa. lebih tinggi dibanding pucuk Gunung Slamet, Sumbing, Sindoro, atau Besar Pangrango.
Bahkan juga, Mahameru dikenal juga sebagai pucuk kekal beberapa dewa yang menyambungkan manusia dan kayangan.
Sampai sekarang, warga Jawa dan Bali masih memandang pucuk ini sebagai tempat tinggal dewa hingga masih ada sesajen di sejumlah titik.
baca juga : tour pulau kelapa jakarta
6. Pakunya Pulau Jawa
Menurut legenda keyakinan warga Jawa yang tercatat di kitab kuno Tantu Pagelaran pada era 15, dahulunya Pulau Jawa mengambang dan terumbang-ambing di lautan.
Selanjutnya, dewa memilih untuk memaku Pulau Jawa dengan mengalihkan Gunung Meru di India ke atas Pulau Jawa.
Sebelumnya, gunung ini ada di ujung barat tanah Jawa. Tetapi karena tempatnya jadi berat samping, karena itu gunung itu dipisah dua dengan Gunung Semeru disebelah timur dan Gunung Penanggungan disebelah barat Jawa.
Begitu ke enam dogma yang berada di Ranu Kumbolo dan sekelilingnya. Kamu bebas pilih di antara yakin atau mungkin tidak yakin berkaitan mitosnya, tetapi yang perlu dikenang adalah masih tetap ikuti ketentuan yang diputuskan dan jaga kebersihan.
Kamu tidak ingin Ranu Kumbolo tinggal nama di masa datang karena kelengahan ini hari, kan?
Janganlah lupa juga, kamu dapat pesan fasilitas paling dekat, transportasi dan paket rekreasi murah lewat lennonandwolfe.com untuk peroleh harga penawaran terbaik dan mekanisme paling dipercaya, ya!